Tuesday, October 24, 2017

Me & My Patients

M. Rafly Abidin "Bassist & Vocalist The Banery" & Syarifah Hanoum

Lena Permatasari

Nova Dien "Ms. C"

 Ronauli Marsha CEO Fukuda Triguna & Caleg PKPI Jabar III

Philipp Boettcher

Marhensia Christy @shanghaibunsation 

Dea Mongkar 
Singer

Nia & William Tan @ikkudoichi

Irene F. Mongkar @gymnademics.sai.gs
Pakar Stimulasi Anak & Praktisi Metode Glenn Doman

Stephen Wahyudi Santoso BSE, M.SIST
Strategic Management Director Binus University

Yohanes Auri flux-design.us   

Melissa Suharli @adalimabalonku & Christ Undap

Ivonne Tjendra 
MC/Host

Jeffry Anthony, BSc
Chairman DVASA Holding, Co-founder & CTO BAMMS

Rachel Dwiayutia, SE, MBA
Senior Brand Manager Reckitt Benckiser Indonesia

Sylvie Valentine
Emirates Airlines Cabin Crew

Fetty Rusli
Fashion Designer

Lusiana Sutedjo
Area Manager Bank Mega

 Renny Fransiska Funding Officer Bank OCBC NISP
Erik Ang Brand Executive Manager Bank OCBC NISP

Mario Tanudiredja
Brand Manager PT. Victoria Care Indonesia

Lisa C. Coutrier
Senior Director Product Development PT. KMK Global Sports

Samuel Jasman
Tobelo Chocolate Factory

Juan Victor Artanto
PT. Trisari Tigaputra Utama

Andreas Boettcher

Sofian Lim
Orange Organizer

Hendri Kurniawan
Founder/Director of ABCD School of Coffee Indonesia (@abcd_coffee)

David Tanjung & Evelyn @todaxpress

Sutarto Greg

Gwendolyn Chloe Purnama
Artist

Dovieke Angsana
Production Manager Soundkestra

Mira Moeis
Maha Jewelry

Frenkie
Director Engineering for Kids (EFK) Indonesia

Dini Pudjiastuti Sunarko
Human Capital Business Partner Senior Manager Binus University

Tri Sulistianingsih
PT. Bintang MONO Indonesia

Ramlan Rusdijanto
PT. Antelindo Utama

Stanley Herrysan
Papillon Card

Avena Tanna
Kopi Kulo Puri Indah

Byeong Cheol Woo

Olivia Herman @gingerolive.co

Lisa Atmadja & Aileen Bachtiar

Suhana Lim

AKP Cinthya Dewi Ariesta, SIK, MH

Leni Larry Chandra
Selebgram

Tony Mengucci

Michael Setio
Director PT. Nutrisi Selera Asia

Dr. Benedictus R. Widaja, MBChB
VP & COO of Mandaya Medical Group

Adam Hatumena, CHRP
Director Sustainability Manufacturing & Sourcing PT. KMK Global Sports

Ira Wibisono, CFO Bakrie Pipe Industries 
&
Andre Suwarna, Investment Tax Analyst AustralianSuper

Annisa Fauziah
Adjointe de l'Attache de Cooperation Universitaire
Wakil Atase Kerjasama Universitas, Institut Francais d'Indonesie

Listianawati Setio
PT. Merpati Mahardika, PT. Kreasi Cantik Alami

Edwin Kamtawijoyo
Director PT. Citra Mahasurya Industries

Florisa Rena
Selebgram

Hannayani Wirawan
@the_clementines

Elsheca Herera
@kedaikopikulo @pochajjangkoreanbbq

Delon Thamrin

Matthew Marcellino 
@sayiloveyoumovie

Debbie Suhendra
@martabakboss

David Webb

Nina Marcellina Widaya, BSc (Arch)
Vice President of Selaras Hospitality

Ellia Lumowa @elliciouscakery & 
Yulyawati Widjaya @adoughrabledonuts

Alberd Tanoni @impactmusicindonesia

Ashadi Ang 
CEO UniPin (www.unipin.com)

Chitra Ria @chitraria
Food Blogger

Patricia Marina Sugondo
Business Consultant @gnvconsulting

Erika Chua
Make Up Artist @chuamakeup

Irwan Suryady
CTO Ralali.com

Kompol Rosana Labobar
Wakasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat

Jimmy Tjahjanto
Director PT. Argha Karya Prima Industry Tbk

Nita Puspa Sari
www.nitasulamalis.com

Pisilia Triyana @pisilia.decor

Christina Holmes @parentstory

Apt. Audrey Clarissa
President of Asian Young Pharmacists Group

Njoto Sutikno Suhardjojo
Group Head Digital Banking PT Bank Nationalnobu Tbk (NobuBank)

Wednesday, May 24, 2017

Rahasia Ciptakan Senyum Menawan di Majalah Sang Buah Hati Mei - Juni 2017



Selama ini gigi mungkin hanya dianggap sebagai alat untuk mengunyah makanan. Padahal lebih dari itu, gigi juga punya andil besar untuk menciptakan senyum menawan.

Banyak orang beranggapan bahwa fungsi utama gigi hanyalah untuk mengunyah makanan. Itu sebabnya, meski posisi gigi tidak normal, jarang ada yang mengkhawatirkannya. Alasannya, selama tidak begitu kelihatan berantakan, posisi gigi yang miring atau menumpuk sedikit masih dapat dimaklumi.

Tapi, tahukah Anda? Sebenarnya ada banyak sekali keuntungan dari posisi gigi yang normal. Selain dapat membuat fungsi mengunyah makanan jadi lebih maksimal, posisi gigi yang normal juga akan memudahkan perawatan kebersihannya. Alhasil, gigi jadi tak mudah berlubang.

Di samping itu, gigi yang rapi dan normal sudah pasti dapat membuat senyum pemiliknya jadi lebih menawan. Nah, bagi yang tertarik memiliki senyum menawan, merapikan gigi atau memposisikan gigi ke posisi normal dengan mengggunakan kawat gigi tentu bisa menjadi solusi.

Prosedur Penggunaan Kawat Gigi

Menurut drg. Linus Boekitwetan, M.Kes (Ort), pada dasarnya pasien yang memerlukan pemasangan kawat gigi adalah yang menderita maloklusi, yaitu suatu kondisi dimana terjadi kelainan susunan gigi atas dan bawah karena tidak sesuainya bentuk rahang. Biasanya, kelainan itu disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan sehingga mengakibatkan gigi tumbuh berjejal (crowding), gigi atas lebih maju dari gigi bawah atau sebaliknya gigi bawah lebih maju dari gigi atas.

Bila didapati pasien dengan kondisi demikian, maka hal pertama yang dilakukan oleh drg. Linus adalah memeriksa secara keseluruhan agar dapat mengetahui apakah ada masalah gigi lainnya, seperti berlubang, atau gigi  yang hilang akibat dicabut. Apabila seluruh masalahnya sudah terdata, barulah dilakukan pembuatan foto digital wajah dan gigi pasien, yang diikuti pencetakan gigi untuk pembuatan model gigi, serta foto rontgen.

“Berdasarkan data yang ada, maka dokter gigi umumnya akan melakukan analisa dan membuat rencana perawatannya. Dari sini juga akan diketahui, apakah diperlukan pencabutan atau penambalan gigi sebelum pemasangan kawat gigi, serta sampai berapa lama kira-kira waktu yang diperlukan untuk perawatan. Setelah itu baru dilakukan pemasangan kawat gigi,” terang drg. Linus.

Sementara untuk pemasangan kawat gigi, drg. Linus kembali menjelaskan bahwa pasien mempunyai dua pilihan, apakah akan menggunakan bracket konvensional atau Invisalign. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:
  • ·        Bracket konvensional, ada yang metal dan bening – berbahan dasar ceramic atau sapphire tetapi tetap menempel di gigi dan tidak dapat dilepas. Secara estetika, bracket yang bening tentu lebih baik.
  • ·        Invisalign berbahan dasar plastik, bening sehingga tidak terlihat, dapat dilepas sewaktu makan dan sikat gigi sehingga pembersihan gigi lebih baik dibanding yang konvensional dan paling baik estetetikanya.

“Jika pasien memerlukan estetika dan kenyamanan tetapi ingin merapikan giginya atau karena pasien memiliki alergi dengan bahan metal, maka pilihannya bisa menggunakan Invisalign. Untuk Invisalign ini tidak bisa dikerjakan oleh semua dokter gigi, hanya dokter gigi yang bersertifikat dari Invisalign yang dapat mengerjakannya,” jelas drg. Linus lagi.

Perawatan Setelah Menggunakan Kawat Gigi

Lebih lanjut drg. Linus menjelaskan bahwa pemakaian kawat gigi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun, dan tergantung dari kasusnya, apakah perlu pencabutan gigi atau tidak. Biasanya jika perlu pencabutan gigi akan lebih lama perawatannya.

Drg. Linus juga menjelaskan jika menggunakan kawat gigi dapat mempermudah terkumpulnya plak dan sisa makanan di daerah sekitar bracket – alat yang menempel pada permukaan gigi. Karenanya diperlukan perawatan khusus, seperti menggunakan sikat gigi khusus untuk ortodontik. Selain itu, perlu juga menghindari makanan keras, makanan lengket, dan makanan yang berdampak karies gigi tinggi. Tak lupa, kontrol ke dokter gigi secara teratur sesuai anjuran juga sangat disarankan.

Apabila nantinya kawat gigi telah dilepas, maka bukan berarti perawatan telah usai. Masih diperlukan waktu untuk memasang retainer yang berfungsi mempertahankan posisi gigi yang sudah baik supaya tidak kembali ke posisi lama. Kontrol ke dokter gigi setiap 6-12 bulan sekali juga tetap diperlukan.

“Mengingat banyaknya proses yang perlu dilalui, sebaiknya pemasangan kawat gigi dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten. Sebab jika pemasangannya tidak tepat, maka bisa terjadi kerusakan tulang dan gusi disekitar gigi, atau bisa juga terjadi infeksi. Jika sudah terjadi kondisi demikian, tentu bukan senyum menawan yang didapat. Untuk memperbaikinya pun akan lebih sulit serta membutuhkan biaya yang lebih besar,” tutup drg. Linus.